Gowa, Mileanies.org – Ketua Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Mileanies Sulawesi Selatan Asri Tadda menggugah semangat gerakan mahasiswa yang saat ini cenderung melemah.
“Jika tak segera mengambil langkah taktis memaksimalkan setiap tools yang ada, bukan tidak mungkin gerakan mahasiswa hanya akan tinggal nama,” ungkap Asri di hadapan para mahasiswa, Rabu (30/11/2022).
Talkshow yang digelar sebagai rangkaian pembukaan Rapat Koordinasi Wilayah (Rakorwil) Himpunan Mahasiswa Politik se-Indonesia (HIMAPOL Indonesia) Wilayah V yang meliputi Sulawesi dan Kalimantan, berlangsung di LT Fakultas Ushuludin dan Filsafat UIN Alauddin Samata, Gowa.
Menurut Asri, tantangan yang dihadapi gerakan mahasiswa saat ini berbeda dengan yang dihadapi mahasiswa zaman dulu.
“Tantangannya berbeda, karena itu butuh pendekatan dan metodologi gerakan yang lebih kontekstual, lebih up-to-date dengan kondisi kekinian,” jelasnya.
Sebagai contoh, kata Asri, aksi demonstrasi dengan menutup jalan dan membakar ban, sepertinya sudah bukan kebutuhan pergerakan lagi.
“Harus lebih kreatif dan inovatif memanfaatkan semua tools dan fasilitas teknologi yang ada saat ini. Ekskalasi gerakan sebenarnya bisa dimulai dengan kampanye konten menggunakan media sosial, dan dibuat agar viral,” jelas mantan Ketua BEM Fakultas Kedokteran Unhas itu.
Selain itu, pada 2030-2040 mendatang, Indonesia akan mengalami bonus demografi. Hal tersebut dapat menjadi peluang tersendiri bagi mahasiswa.
“Jika kawan-kawan mahasiswa saat ini mulai berbenah, mengembangkan kapasitas personal, banyak membaca dan menulis gagasan, serta terus membangun jejaring, maka pada saatnya mereka yang akan menjadi pemimpin-pemimpin terbaik negeri ini,” ungkap Asri.
Lebih lanjut Asri menjelaskan bahwa salah satu hal yang tak kalah penting dalam pergerakan mahasiswa saat ini adalah memanfaatkan momentum politik Pemilu 2024 untuk mengusung perubahan nasional.
“Sudah bukan rahasia lagi kondisi bangsa kita saat ini butuh banyak perubahan. Karena itu, sebagai kekuatan intelektual kampus, mahasiswa sejatinya bisa berperan sebagai pemilih rasional, sekaligus membantu masyarakat memahami kondisi kebangsaan yang sebenarnya,” pungkas lelaki kelahiran Luwu Timur itu.
Pada akhir acara, Asri tak lupa membagikan buku karyanya berjudul “Indonesia Masih Sakit” (2018) kepada sejumlah mahasiswa yang terlibat aktif berdiskusi.